30Mei

Emansipasi Wanita di Era Globalisasi

Mengutip European Institute For Gender Equality (EIGE), emansipasi wanita adalah proses, strategi dan berbagai upaya yang digunakan perempuan untuk membebaskan diri dari otoritas dan kontrol laki-laki dan struktur kekuasaan tradisional. Istilah emansipasi wanita ini pada umumnya digunakan untuk merujuk pada proses di mana wanita pada umumnya bisa mendapatkan akses dan kendali penuh atas semua potensi yang dimilikinya.

Seperti yang sudah dimaklumi, wanita adalah pendidik atau biasa disebut sebagai sekolah pertama (al-madrasah al-ula) untuk anak-anaknya yang disiapkan sebagai generasi emas untuk pembangunan bangsa, dan oleh sebab itu, wanita tentu saja harus berpendidikan tinggi. Pentingnya pendidikan untuk wanita saat ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan selanjutnya demi perubahan nasional.

Di era globalisasi ini peran wanita tidak hanya dalam keluarga untuk melayani suami dan anak, namun bebas untuk berperan di bidang manapun baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Para wanita dapat berkiprah di bidang mana saja yang ia kuasai dengan tetap memperhatikan tugasnya dalam keluarga. Dengan kata lain bahwa wanita masa kini dapat berkontribusi dalam segala bidang kehidupan masyarakat tanpa ada diskriminasi pembagian kerja.

Dengan demikian jelaslah pandangan orang yang menganggap bahwa wanita itu tidak perlu terpelajar karena mereka adalah makhluk lemah dan tugasnya tidaklah lebih dari urusan kasur, sumur, dan dapur, adalah pandangan yang salah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya profesi yang bisa diambil-alih oleh kaum wanita seperti menjadi polisi (polwan), dokter, pilot, guru, dan sebagainya. Kemampuan dan keterampilan seorang wanita bisa disama-ratakan dengan pria jika seorang wanita mampu menggali potensi yang ada di dalam dirinya.

Hal inilah yang digaungkan sejak dulu oleh Raden Ajeng Kartini, pejuang emansipasi wanita di Indonesia. Dia adalah tokoh pelopor kebangkitan perempuan pribumi dan menjadi simbol bagi kemerdekaan Indonesia lewat gerakan kesetaraan gender, khususnya dalam bidang pendidikan, sebuah usaha dalam memperjuangkan hak wanita untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya dan diberikan kesempatan yang sama untuk menerapkan ilmu yang dimiliki agar tidak direndahkan derajatnya. Oleh karena perjuangannya (bersama dengan tokoh-tokoh lain), kini kaum wanita dapat bersekolah.

Dalam ajaran Islam, terdapat perhatian yang jelas terhadap pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan secara umum. Dalam hadis yang masyhur, Nabi Muhammad memerintahkan agar orang Islam wajib menuntut ilmu, perintah itu ditujukan pula dengan tegas kepada wanita (muslimah) disamping kepada pria (muslim). Hal ini disebabkan oleh karena wanita juga adalah faktor penentu atau tiang yang menentukan tegak-runtuhnya suatu masyarakat.

Banyak wanita Indonesia pada masa lalu tidak mendapatkan pendidikan sama sekali. Namun, mereka di masa kini telah merasakan kebebasan atas hak-hak yang diperjuangkan pada masa lalu; wanita bebas dalam melakukan sesuatu yang menurutnya bisa digunakan untuk mencapai cita-cita dan mimpinya. Para wanita Indonesia dapat membuktikan bahwa era globalisasi justru menjadi era yang baik untuk memajukan bangsa ini. Tentunya dengan memiliki bekal pendidikan dan menggali potensi diri sendiri.

Dengan adanya emansipasi wanita di Indonesia tentunya dapat membantu wanita untuk terus berkembang lebih baik, keterlibatan wanita dalam berbagai bidang diharapkan mampu untuk memerangi efek negatif dari globalisasi serta turut membantu menyukseskan pembangunan nasional secara menyeluruh. Peranan wanita sangat dibutuhkan dalam membangun stabilitas nasional dengan upaya memberdayakan perempuan Indonesia untuk terus berinovasi, berkreasi, serta mampu membangun strategi-strategi baru dalam kehidupannya. Wanita sebagai salah satu elemen penting harus tetap mengambil peran di era ini agar dapat memberi contoh dan manfaat kepada generasi penerus bangsa ini kelak.

Artikel ini ditulis oleh Liana Sahraini dan telah diterbitkan pertama kali oleh Syekh Zainuddin Institute.

Tinggalkan Komentar