TUAN GURU BAJANG
Dr. KH. Muhammad Zainul Majdi
Figur Ulama – Umara Indonesia
Tuan Guru Bajang atau populer dengan akronim TGB, nama sapaan yang melekat pada Muhammad Zainul Majdi.
Sebutan yang lahir dari masyarakat, terhadap sosoknya.
Seorang ahli agama atau tuan guru dalam sebutan masyarakat Lombok, dengan usia muda atau bajang.Sebutan ini disematkan saat TGB mulai melakukan aktifitas dakwah, berkeliling dari kampung ke kampung, dari masjid ke masjid menggelar pegajian, usai menyelesaikan studi Magister di Universitas al Azhar Mesir.
Kedalaman ilmu dan gaya dakwahnya, menjadikan TGB cepat populer. Kehadirannya, mengingatkan publik pada kakeknya, Almaghfurlah Maulana Syeikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Pahlawan Nasional, pendiri Nahdlatul Wathan, organisasi yang juga kini dipimpin TGB.
TGB menapaki jalan dakwah di medan politik, pada Pemilu 2004 TGB terpilih menjadi anggota DPR RI.
Pada tahun 2008, TGB mengikuti kontestasi Pilkada Gubernur, pemilihan kepala daerah pertama yang dipilih secara langsung.
Mengalahkan Gubernur incumbent dan dua pasangan lainnya yang merupakan para politisi senior.
Saat dilantik, September 2008, TGB tercatat sebagai Gubernur termuda se-Indonesia oleh Museum Rekor Indonesia (MURI), yakni dalam usia 36 tahun.
Pada usia muda TGB mampu menunjukkan kinerja cemerlang, bahkan dua periode menjadi Gubernur.
TGB juga menghadirkan sederet sejarah.
NTB yang semula dikenal sebagai kantong kemiskinan, kini berubah wajah.
Angka kemiskinan saat mengakhiri jabatan, turun menjadi 14 persen.
Pariwisata jadi primadona, kunjungan pariwisata tembus hingga dua juta pengunjung per tahun atau meningkat empat kali lipat.
Pariwisata NTB yang tengah tidur pulas, bangkit menjadi poros perekonomian NTB.
Konektivitas kian meningkat dengan infrastruktur, jalan mulus dari ujung barat hingga timur.
Bandara baru juga hadir sebagai wajah baru NTB.
Capaian di bidang Pendidikan dan Kesehatan juga kian menggembirakan.
Angka Kematian ibu dan bayi ditekan. Angka putus sekolah bisa ditekan melalui program beasiswa bagi siswa miskin.
Atas berbagai capaian tersebut, secara agregat, NTB selama TGB menjadi Gubernur tercatat sebagai pelaksana terbaik Millenium Development Goal’s atau MDG’s di seluruh Indonesia.
Menjadi Gubernur dengan kinerja exelent, tidak merubah wajah dan identitas TGB.
Keilmuannya justru memberikan warna dan pondasi yang kokoh.
Sisi kepemimpinan dan kebijakan TGB sebagai seorang ulama dan ahli tafsir al qur’an tetap menonjol.
Salah satu inovasi yang paling moncer dan menjadi percontohan nasional adalah hadirnya pariwisata halal atau pariwisata ramah keluarga.
Pada tahun 2015 Pulau Lombok dan Sumbawa membukukan diri sebagai world best halal tourism dan world best halal honeymoon tourism.
Program ini merupakan buah dari implementasi nilai-nilai islam rahmatan lil alamin. Aktivitas ekonomi masyarakat berkembang, disatu sisi bisa meminimalkan dampak negatif dan menghadirkan aura positif.
Kebijakan ini tidak hanya bagi umat islam, tetapi juga implementatif bagi seluruh pelaku wisata.
Pembangunan Islamic Center sebagai simbol dan pusat aktivitas dan kajian keislaman juga dibangun.
Fasilitas dan aktivitas yang dibangun megah di tengah pusat kota, menjadi salah satu legacy dari visi TGB.
Berbagai daurah dan halaqoh dengan mendatangkan para ahli ilmu rutin digelar.
Selaku alumni al Azhar, TGB juga kerap menghadirkan para guru besar dari almamaternya.
Konferensi Internasional dan Multaqa’ Nasional IV Alumni Al Azhar digelar di Ballroom Islamic Center NTB yang dibuka Presiden RI Joko Widodo.
Al Azhar diwakili oleh Professor Dr. Muhammad Abdul Fadhiel El-Qoushi, Wakil Ketua Alumni Al Azhar Internasional.
Tokoh-tokoh islam lainnya juga dihadirkan, diantaranya al-Syaikh, Dr. Muhammad Bin Ismail Utsman Zain Al-Makkiy.
Professor Dr. Abdullah Ba Harun, rektor Universitas al Ahqaf Yaman.
Guru besar al azhar, Professor Dr. Yusri Rusydi Assayyid Jabr Al-Hasani.
Termasuk digelarnya multaqo ulama yang dihadiri al-habib Umar bin Hafidz.
Dan sederet ulama dan guru besar lainnya memperkaya khazanah keislaman di NTB yang berjuluk bumi seribu masjid.
TGB tidak hanya ulama dan pemimpin di NTB, tetapi menjadi ulama idola di penjuru Indonesia.
Di sela-sela kesibukannya sebagai Gubernur, TGB memenuhi undangan pengajian dan silaturahmi dari Provinsi Aceh yang berada di ujung Barat Indonesia hingga Papua di ujung timur.
Usai menjalani dua periode sebagai gubernur, TGB tidak kehilangan ketokohannya, justru kian meluas di seluruh wilayah Indonesia.
Penyampaiannya yang runtun, teduh, dan mendalam menghadirkan Islam Wasathiyah menjadikan TGB seperti oase ditengah padang tandus.
Dakwah TGB memberikan kesejukan Islam di tengah keriuhan politik Indonesia dan wajah islam yang banyak dihadirkan dengan wajah kekerasan dan intoleransi.
Publik berharap, TGB menjadi pemimpin indonesia di masa depan.
TUAN GURU BAJANG
DOKTOR TAFSIR AL QUR’AN.
KETUA ORGANISASI INTERNASIONAL ALUMNI AL AZHAR CABANG INDONESIA.
KETUA UMUM PENGURUS BESAR NAHDLATUL WATHAN DINIYAH ISLAMIYAH.
TOKOH MUDA, ULAMA, SEKALIGUS FIGUR UMARA.
MENGHADIRKAN WAJAH ISLAM WASHATIYAH, ISLAM RAHMATAN LILALAMIIN DI BUMI NUSANTARA INDONESIA.