BALIKPAPAN– Kerukunan merupakan modal yang kuat bagi bangsa Indonesia, ratusan suku dengan beragam budaya sanggup hidup berdampingan. Hal ini disampaikan Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia TGB HM Zainul Majdi di GOR Pemuda, Kabupaten Berau.
“Kita harus syukuri ini. Lihatlah perang Rusia dan Ukraina, nenek moyang mereka sama, satu suku bangsa. Mereka saling serang dengan segala macam senjata mematikan,” katanya, Senin (9/5/2022).
TGB menyampaikan ini saat memberikan tausiah Pelantikan Pengurus Kerukunan Keluarga Bima Dompu (KKBD) dan Pengukuhan Pengurus Forum Komunikasi Masyarakat NTB (FKM-NTB).
Doktor Ahli Tafsir Alquran ini kemudian melanjutkan, di Kabupaten Berau masyarakatnya terdiri dari Suku Jawa, Padang, Bugis, ada pula Sasak, Samawa, dan Mbojo.
“Ratusan suku dan budaya di Indonesia sanggup hidup rukun. Ini anugerah yang luar biasa,” sambungnya.
Dikatakan, kecintaan kepada Kabupaten Berau perlu dirawat. Ini akan menjadi kesan siapapun yang datang ke daerah ini.
“Tahun 2013 saya pernah kesini, masih sama persaudaraan disini luar biasa. Ini satu nikmat, karena terbiasa dilihat dianggap hal biasa,” ujarnya.
Peraih Bintang Mahaputra Utama ini melanjutkan, seseorang yang dapat melihat, mendengar, ataupun berbicara menilai hal tersebut biasa saja. Bandingkan bila nikmat itu dirasakan orang yang buta, bisu, ataupun tuli.
“Mereka yang tak punya kenikmatan melihat, berbicara, dan mendengar, akan sanggup memberikan semua harta untuk mendapat nikmat tersebut,” imbuhnya.
TGB mengingatkan kepada pengurus FKM-NTB dan KKBD yang berasal dari Lombok, Sumbawa dan Mbojo mengingat falsafah yang ada di daerah masing-masing.
Dari Bima ada motto maja labo daho yang artinya malu melakukan hal yang tak membawa manfaat. Dompu dengan motto nggahi rawi pahu, berkata dan berbuat ada buktinya. Sementara Motto Sumbawa, Sabalong Samalewa, membangun secara seimbang.
“Dan tatas tuhu trasna, arif bijaksana, ulet, dan memiliki budi pekerti luhur,” tutup Cucu Pahlawan Nasional TGKH M Zainuddin Abdul Madjid ini.(*)