21Feb

MENAKAR PENDIDIKAN KARAKTER ALMAGFURULAH MAULANA SYAIKH

By: Dr. L. Parhanudin, M.Pd.

Sebuah hipotesa dari beberapa intelektual mengatakan: Al-magfurulah Maulanasyaekh gagal membina karakter zurriat dan murid-muridnya. Mereka berargumen: Konflik yg terjadi merupakan bukti dari kegagalan Syekh Zainuddin membangun karakter dalam sistem pendidikan yg didirikannya.

Hipotesa tersebut muncul dari nalar berpikir fase “Oprasional konkrit” (dalam tinjauan teori kognitif Jean Peaget). Sebab konstruksi berpikirnya hanya mengacu pada apa yg tampak tetapi gagal memberi makna penomena yg terjadi. Jika hipotesa di atas diasumsikan makna “penomena” yg dimaksud. Sungguh disayangkan sebab tdk dikonstruk berdasarkan fakta, Karya Al-magfurulah dibidang pendidikan, sosial dan dakwah jauh lebih banyak. Bahkan kalau ditelaah lebih dalam akan ditemukan ruh konflikpun sebenarnya bukan “kekuasaan”, tapi gelora melanjutkan visi perjuangan Bapak Maulanasyaekh. Hanyasanya terdapat aturan organisasi yg mencoba menyumbat gelora pengabdian itu sehingga terjadilah konflik. Namun Alhamdulillah setelah terjadi islah dengan beberapa kesepakatan, sumbatan itu kini sudah terurai dengan hadirnya ormas NWDI.

Saat ini, banyak peneliti menyimpulkan karakter bangsa telah mengalami degradasi. Fakta penelitian tersebut berkesuaian dengan realitas di tengah masyarakat. Dimana banyak prilaku masyarakat tdk lagi mencerminkan budi pekerti yg diwariskan orang tua dan guru-gurunya, Seperti adab pada orang tua, adab pada guru, adab pada sesama dan lain sebagainya.

Alhamdulillah Pemerintah sangat tanggap merespon realitas tersebut dengan memberikan pengarahan pada kementrian pendidikan dan kebudayaan untuk menggalakkan pendidikan karakter. Selanjutnya kementrian Pendidikan dan kebudayaan melakukan gebrakan dengan program penguatan pendidikan karakter sejak 2016. Semenjak itu, isu pendidikan karakter menjadi narasi lintas sektoral. Meskipun sebetulnya sejak tahun 2010 isu pendidikan karakter telah banyak dibicarakan.

Secara konsep, karakter merupakan deskripsi tentang kebiasaan-kebiasaan baik yg sudah berpola dimasyarakat dimana didalamnya terdapat nilai-nilai luhur yg diyakini dan dipraktikkan masyarakat.

Kini karakter telah menjadi isu nasional dan menjadi program strategis pemerintah pusat dan daerah. Tumpuan utama pemerintah dan masyarakat mengatasi problem karakter bangsa tentu pada satuan Pendidikan. Oleh karenanya Menarik ditelusuri bagaimana Al-magfurulah membina karakter dalam satuan Pendidikan yg tersebar diberbagai tempat di Nusantara. Sebagai dasar membangun antitesa dari hipotesa yg disampaikan beberapa intelektual di atas.

NWDI satuan pendidikan pertama Al-magfurulah Maulansyaekh. NWDI didirikan tahun 1937 lebih tua dari NKRI. Artinya satuan Pendidikan yg didirikan Hamzanwadi telah berdialektika dengan berbagai tantangan zaman. jika menakar pendidikan karakter yang dilakukan Al-magfurulah Maulanasyaekh, ataupun untuk menjawab pertanyaan, adakah korelasi antar konflik yg terjadi dengan keberhasilan/kegagalan pendidikan karakter? Membutuhkan pembahasan yg komprehensif.

Menakar keberhasilan/kegagalan pendidikan karakter tdk bisa dilihat secara kausistik. Karena karakter bukan sesuatu yg dapat diukur dengan satu kasus tertentu. karakter merupakan kebiasaan-kebiasaan baik yg sudah berpola di masyarakat artinya indikasi keberhasilan harusnya ditinjau dari kebiasaan umum yg berpola dan menjadi ke khasan setiap murid Hamzanwadi.

Adapun kebiasaan umum/ke khasan murid-murid Hamzanwadi adalah ikhlas, istiqomah dan tawakkal dalam berjuang. Dimanapun murid Hamzanwadi terkenal dengan komitmen keberagamaan dan kebangsaannya. Mereka pejuang tangguh. Mereka tdk berhitung berapa pengorbanannya untuk umat.

Sepanjang sejarah berdirinya, lembaga NWDI telah melahirkan ribuan ustaz dan tuan guru. Banyak diantara mereka menjadi pejuang agama, nusa dan bangsa. Ada yg mendirikan madrasah dipelosok kampung-kampung, ada yg menjadi birokrat, ada yg menjadi guru, jadi kiayi, paling tdk Abituren NWDI bisa menjadi imam dalam keluarganya.

Oleh karenanya menakar pendidikan karakter Maulanasyaekh harus diukur dari seberapa banyak santri beliau yg menumbalkan jiwa raganya melawan penjajah. Keberhasilan karakter Hamzanwadi harusnya diukur dari seberapa banyak sekolah/Madrasah yg didirikan oleh murid-murid Hamzanwadi.

Faktanya, murid-murid Hamzanwadi banyak yg menjadi martil perjuangan melawan penjajah. Kenyataannya ribuan Madrasah yg tersebar dipelosok Nusantara seratus persen hasil karya murid Hamzanwadi.

Murid-murid Hamzanwadi memiliki karakter pantang menyerah dalam berjuang. mereka sangat baik akhlak pada orang tua dan gurunya, komitmen keberagamaan dan kebangsaannya sangat kuat. keikhlasan mereka, keistiqomahan mereka, sudah teruji oleh waktu. Jika dilakukan kajian dg metode yg benar dan objektif akan ketemu, pendidikan karakter Hamzanwadi bisa dijadikan salah satu model dalam mengembangkan pembinaan karakter bangsa.

Syukur Alhamdulillah lembaga pendidikan Hamzanwadi telah melakukan hal-hal baik dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada zurriat dan murid-muridnya. sehingga banyak abituren Hamzanwadi ikut andil dalam pemerintahan maupun pemberdayaan masyarakat.

Hanya perlu digaris bawahi keberhasilan hamzanwadi membina karakter tdk ada jaminan akan terus berlanjut. Elit-elit organisasi harus memahami sikap kepeloporan dan inovasi Hamzanwadi dlm mengelola pendidikan.

Sebagai bahan refleksi, Ir. Soekarno, merupakan tokoh bangsa yg paham betul sejarah dan kearifan budaya peradaban Nusantara. Beliau mengerti runtuhnya perdaban Nusantara salah satu sebabnya karena rapuhnya sistem nilai yg dipegang para penguasa nusantara.

Para penguasa ketika itu, tdk lagi berpikir kebutuhan masyarakatnya, ketidakadilan dimana-mana, ketimpangan sosial ekonomi terjadi disetiap sendi kehidupan bermasyarakat. menyebabkan Masyarakat tdk lagi memiliki rasa tanggung jawab terhadap negaranya.

Bangsa belanda diawal kehadirannya tdk serta merta mendeklarasi penjajahannya. Namun mereka memenopoli perdagangan. Saat yg sama mereka melancarkan politik adu-domba. Mereka memanfaatkan karakter buruk kelompok elit di Nusantara. Banyak diantara mereka yg meminta bantuan bangsa penjajah demi untuk memenangkan kompetisi sesama saudaranya. Mereka tdk sadar keputusannya berkongsi dg bangsa asing untuk memenangkan persaingan justru telah membuat bangsanya terjerat penjajahan ratusan tahun lamanya.

Sikap serakah, hanya mementingkan kelompok, tdk lagi berpikir masyarakat secara keseluruhan, saling menjatuhkan, dengki iri hati, sombong menyebabkan bangsa menjadi rapuh dan lemah karenanya masyarakat tdk merasa punya pengayom, Sehingga banyak masyarakat yg menggantungkan hidupnya dengan menjadi centeng penjajah.

Penting juga dikaji, kenapa diawal kemerdekaan Kurikulum pendidikan lebih berorientasi pada perbaikan akhlak dan budi pekerti. Atau kenapa semangat revolusi yg pertama kali ditanamkan pembinaan jati diri bangsa.

Oleh karenanya untuk meneruskan kesuksesan Al-magfurulah dalam mengelola pendidikan harus membersihkan hati dari hasad, iri hati, serakah, sombong dan egois. Sebab sejarah di Nusantara mencatat ketika pemimpin tdk lagi berpikir kepentingan masyarakat secara keseluruhan dapat dipastikan kegemilangan itu akan terputus.

sebagai penerus perjuangan Bapak Maulanasyaekh penting meneladani rahasia sukses hamzanwadi membina karakter murid-muridnya yairu :Yakin, iklas, istiqomah. Maulanasyaekh berjuang dengan dedikasi yg murni, tdk berorientasi dunia. Niat sucinya bagaimana mewujudkan izzull islam wal muslimin.
Semoga semua murid-murid Hamzanwadi meneladani keihlasan dan ketulusan sang Palawan nasional dalam memberikan pencerahan terhadap umat… Amiin yaa robbal alaamiin.

Tinggalkan Komentar