17May

ISRAEL TAK PANTAS MENGAKU ZURIAT IBRAHIM

Oleh: Abah_Rosela_Naelal_Wafa
✍✍✍✍✍

Dari sisi mana pun, Israel sama sekali tak memiliki alasan untuk mengagresi Palestina. Baik dari sisi politik, sejarah, nasab, dan bahkan agama. Pada semua sisinya tidak ada peluang terbuka sedikit pun bagi mereka.

Meski pun di dalam Taurat, ditemukan ada ayat mengatakan yang kira-kira maknanya, “Wahai Ibrahim, Aku (Allah) akan memberi tanah ini kepada keturunanmu…”

Namun, kata syekhona TGB KH. Muhammad Zainul Majdi, kalau kita mau mencermati dengan bijak dan mencari tahu dengan benar, “Siapakah sebenar-benarnya keturunan nabi Ibrahim as.?” Maka, akan jelas ketahuan.

Secara biologis, keturunan nabi Ibarahim as. mencakup dua orang, yakni nabi Ismail as. yang menurunkan orang Arab, dan nabi Ishak as. yang menurunkan orang Yahudi Israel.

Lalu, siapa yang benar-benar layak disebut sebagai keturunan yang mewarisi ayahnya? Jawabannya, yang disebut keturunan ialah tidak hanya mereka yang terikat hubungan biologis, tetapi mereka yang mengikuti ajaran-ajaran ayahnya juga disebut sebagai “zuriat” atau keturunan.

Lantas kemudian, apakah Yahudi Israel ini benar-benar mewarisi ajaran-ajaran ayahnya? Ketua PB NWDI tersebut mengajak kita melihat atau menilainya melalui rekaman alquran terkait watak, sifat dan karakter mereka.

Di dalam kitab suci, kita bisa menemukan banyak sekali pembangkangan mereka kepada ajaran yang diajarkan ayahnya.

Di antaranya, فبما نقضهم ميثاقهم (mereka berjanji kepada Allah, tetapi selalu mengingkarinya), وكفرهم بأيات الله (mereka selalu kufur kepada ayat-ayat Allah), وقتلهم الأنبيآء (mereka membubuh para nabi dan rasul), وأخذهم الرباء (mereka membuat transaksi ribawi).

Jadi, “Walaupun mereka secara nasab ada hubungannya dengan nabi Ibrahim as. Tetapi dengan meninggalkan ajaran tauhid dan perintahnya, serta melanggar larangan-larangannya, maka sesungguhnya mereka sudah tidak pantas mengaku sebagai keturunan Nabi Ibrahim as.” Katanya.

Mengapa demikian? Karena mereka sudah menyimpang dari ajaran moyangnya.

Untuk itu, syekhona yang masih aktif sebagai Ketua OIAA cabang Indonesia ini menyeru kita, untuk tidak sampai terperdaya oleh satu pemikiran, bahwa Israel memiliki hak untuk tinggal di Palestina, dan merasa berhak menzalimi, menindas atau pun membunuh.

“Mereka itu adalah pendatang, tidak pernah tinggal sebelumnya, kalaupun nenek moyang mereka sudah tinggal, tetapi hanya sebentar, bila dibanding dengan orang-orang Arab dan Kan’an yang tinggal lama di sana.” Tegas ulama nasional asal NTB ini.

Dan yang paling penting lanjut beliau, Yahudi Israel ini tidak berhak mengaku, “kami keturunan nabi Ibrahim as.” Karena mereka ialah orang-orang jauh dari tuntunan nabi Ibrahim as.

Pemaparan di atas, bahkan diperkuat syekhona TGB dengan satu kajian sosiologis dari internal Yahudi sendiri yang mengatakan, ” Yahudi yang hidup sekarang ini tidak ada kaitannya dengan Yahudi yang hidup pada masa dahulu.”

Mengapa bisa demikian?

Karena Yahudi sekarang ini berasal dari kelompok Ashkenazi yang berasal dari bagian utara Rusia, yang masuk ke agama Yahudi beberapa abad yang lalu.

Dengan demikian, maka titik poin yang ingin dikatakan oleh syekhona TGB ialah, Bahwa apa yang dilakukan oleh Israel sekarang ini dengan segala kebiadaban dan kezalimannya, tidak ada hubungannya sedikit pun dengan tuntunan agama.

“Itu adalah murni penjajahan, kejahatan, dan kezaliman yang luar biasa.” Tegas mufassir dari cucu Pahlawan Nasional asal NTB TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid ini.

Untuk itu beliau tak jemu-jemu menyeru, supaya kita bantu saudara saudara muslim di Palestina –walau– minimal dengan panjatan doa, semoga Allah menyelamatkan mereka.

Kita optimis mereka segera keluar dari penjajahan ini, sebab –kata syekhona TGB– yang berjuang di Palestina itu tidak hanya orang Islam. Tetapi ada juga umat Kristiani yang merasa terpanggil berjuang membela tanah airnya, karena agresi ini murni masalah kemanusiaan.

“Semoga Palestina segera memperoleh kemerdekaannya, sehingga saudara-saudara di sana bisa hidup wajar seperti halnya kita di Indonesia.” Demikian syekhona Tuan Guru Bajang menutup kajiannya dengan doa.

Wa Allah A’lam!

Jurang Jaler, 17 Mei 2021 M.

Leave a reply