12Jul

RELASI HISTORIS NWDI DAN NW


Oleh: Moh. Zalhairi*

Saudara kita yang berafiliasi dengan Anjani sering melontarkan pernyataan bahwa NWDI lahir di masa Tuan Guru Bajang (TGB). Pernyataan ini sesungguhnya tidak tepat karena tidak melihat sejarah secara komprehensif. Sebelum lahirnya NW pada tahun 1953, NWDI sudah lama berdiri tepatnya pada tahun 1937. Ini adalah fakta sejarah yang tidak bisa dibantah.

Mereka lalu berargumen bahwa NWDI yang lahir di masa Bapak Maulanasyikh itu adalah madrasah NWDI dan bukan NWDI sebagai organisasi. Sampai di sini memang benar. Tapi atas dasar argumen itu, mereka kemudian mendaulat diri sebagai kelompok satu-satunya yang berhak mewarisi perjuangan Maulanasyikh. Dengan kata lain, merekalah kelompok yang mewarisi NW yang didirikan Bapak Maulanasyikh.

Pernyataan tersebut perlu dilihat dalam konteks sejarah yang lebih luas. Pertama, kita harus lihat dulu apa posisi dari NW yang didirikan Bapak Maulanasyikh tahun 1953. Kedua, kita juga perlu melihat posisi dari NWDI dan NW Anjani dalam relasinya dengan NW yang didirikan Bapak Maulanasyeikh 1953.

NW yang didirikan oleh Bapak Maulanasyeikh dapat dianalogikan seperti hubungan famili. NW 1953 adalah orang tua, sedangkan NWDI dan NW Anjani adalah anak. Jika ditilik dari hubungan kekerabatan itu, kedua organisasi turunannya memiliki relasi yang setara. Mengapa bisa disebut setara? Karena banyak madrasah yang didirikan Bapak Maulanasyeikh dan madrasah lain yang didirikan setelahnya dihimpun dalam wadah NWDI sekarang. Termasuk madrasah yang menjadi embrio kelahiran Nahdlatul Wathan tahun 1953. Bagaimana dengan NW Anjani? NW Anjani juga menghimpun madrasah yang lain.

Penggunaan nama NWDI untuk mewadahi madrasah di Pancor dan yang berafiliasi dengan Pancor menurut saya, untuk memaksimalkan kerja organisasi dan klaim siapa yang lebih berhak mewarisi NW 1953 selesai. Sehingga, lebih fokus pada kerja produktif demi kemaslahatan ummat. Maka, Pancor menggunakan nama madrasah NWDI yang didirikan Bapak Maulanasyeikh sebagai nama wadah dan Anjani diberikan menggunakan nama NW. Namun, NW 1953 dan NW Anjani relasinya tidak setara karena hubungannya seperti ayah dan bapak.

Kalo kemudian ada pernyataan bahwa NWDI bukan warisan Bapak Maulanasyeikh dan NW Anjani satu-satunya yang mewarisi perjuangan beliau, menurut saya tidak tepat. Begitu pun klaim NWDI sebagai yang paling berhak juga tidak benar. Sebab, NW Anjani juga sama posisinya dengan NWDI, sama-sama memiliki gen NW 1953. Gen keduanya tidak bisa dihilangkan.

Banyak saudara kita yang tidak paham relasi sejarah itu. Terutama adek-adek pelajar, sehingga dengan berani menghina para kiyai sepuh kita, murid langsung dari bapak Maulanasyikh sendiri. Tapi sesungguhnya adek-adek pelajar juga korban. Korban doktrinasi yang hanya menciptakan watak bebal. Model doktrinasi tidak akan pernah membuat pemikiran manusia berkembang bahkan sampe kiamat kurang satu haripun. Yang akan lahir adalah fanatisme dengan watak pembenci dan itu kontraproduktif dengan spirit kelahiran NW 1953 yang didirikan Bapak Maulanasyikh.

*Penulis adalah alumni MA Muallimin NW Pancor. Saat ini menjadi Penasehat YPP Nurul Hikmah Kadindi dan tenaga pengajar di STKIP Al-Amin Dompu.

Leave a reply