Oleh: Dr. L. Parhanuddin, M.Pd. (Wasekjend Pimpus Pemuda NWDI) Politik dan karakter dua hal berbeda. Kalau politik itu seni mewujudkan “kepentingan” berdasarkan nilai-nilai Demokrasi. Sedang “karakter” seni berprilaku dan bertutur berdasarkan nilai-nilai kehidupan yg digariskan oleh agama, bangsa dan negara.Relasi politik dan karakter dapat ditinjau dari aspek Prilaku aktor politik dalam pola interaksinya. Pola Prilaku […]
Oleh : Muhsan Elmuhaimin انت يا فنجور بلادى انت عنوان الكمالي كل من يأتيك يوما زائرا يلقى النوالىيا بنى وطنى جدوا _ واسهروا طول الليالىوطنى روحى فداء _ لك من كل الضلال Wahai Pancor, Kaulah NegerikuEngkau lambang kesempurnaan Sebagai seorang yang pernah minum dari pancuran sumber mata air ilmu di kota Pancor, saya pasti akan […]
By: Dr. L. Parhanudin, M.Pd. Sebuah hipotesa dari beberapa intelektual mengatakan: Al-magfurulah Maulanasyaekh gagal membina karakter zurriat dan murid-muridnya. Mereka berargumen: Konflik yg terjadi merupakan bukti dari kegagalan Syekh Zainuddin membangun karakter dalam sistem pendidikan yg didirikannya. Hipotesa tersebut muncul dari nalar berpikir fase “Oprasional konkrit” (dalam tinjauan teori kognitif Jean Peaget). Sebab konstruksi berpikirnya […]
Oleh : Dr. H. Ahsanul Khalik, M.HKepala Dinas Sosial Provinsi NTB Shalih ibn ‘Ali al-Hamid dalam bukunya Rihlah “Jawa al-Jamilah wa Qishshah Dukhul al-Islam ila Syarq Asiya” (Perjalanan ke Nusantara yang Elok dan Cerita Masuknya Islam ke Timur Asia) yang di tulis pada tahun 1936 M, pelancong dari Yaman, sebagaimana yang dinukil oleh Ahmad Ginanjar […]
Oleh: Lalu Parhanuddin, M.Pd. Beruntunglah kita pernah dididik untuk mengerti tanggung jawab sebagai pengabdi setidaknya di lingkungan keluarga tercinta. Almagfurulah maulanasyaekh seorang pengabdi sejati telah memberi contoh kepada semua murid-muridnya bahwa pengabdian tidak mengenal batas ruang dan waktu. Ketika mendirikan wadah pengabdian, almagfurulah memulai dengan niat tulus ikhlas menjalankan perintah gurunya, yaitu menyelamatkan bangsanya dari […]
Oleh: Santri Hamzanwadi Asal muasal penyebutan gelar Tuan Guru Bajang (TGB) kepada Tuan Guru Muhammad Zainul Majdi. Dalam tradisi masyarakat Lombok sebutan Tuan Guru Bajang diberikan kepada seorang yang diakui memiliki ilmu agama yang cukup tinggi dan masih berusia muda sekitar 25-30 tahun dan sudah menunaikan ibadah haji. “Tuan” sebutan bagi yang sudah menunaikan ibadah […]
Oleh: H. Rosiady Sayuti, Ph.D. (Mantan Sekda NTB) Seharusnya tulisan ini muncul kemarin, 31 Mei 2022. Pas di Hari Lahir Tuan Guru Bajang Dr. M. Zainul Majdi ke 50. Gubernur NTB 2008-2018. Namun inspirasinya baru muncul hari ini. Setelah membaca begitu banyak tulisan-tulisan orang, teman-teman beliau, bahkan mungkin mereka yang secara pribadi tidak pernah berjumpa […]
Oleh: KH. Buya Yamin Majdi “Tuan Guru, awal Juni ada di BSD City? Klo ada, sy mau mampir silaturahim,” saya bertanya kepada TGB M. Zainul Majdi lewat japri WA, setelah menyapanya dengan salam. Awal bulan Juni 2022, saya memiliki beberapa agenda di Jabotabek. Maka saya berencana, disela-sela agenda itu, saya ingin bertemu TGB. TGB langsung […]
Oleh: Nurdin Ranggabarani (Mantan Anggota DPRD Provinsi NTB) YAUMUL MILAD, 50 TAHUN TGB. Konsistensi, keberanian dan keteladanan. Ketiga kata itulah yang saya pahami mewakili sosok figur seorang Dr. TGKH. Muhammad Zainul Majdi, MA. Baik sebagai umara, maupun sebagai ulama. Saat beliau menjabat sebagai Gubernur NTB (2008-2018), dan saya sebagai Anggota DPRD, tidak jarang kami berbeda […]
Oleh: Ustadz Zeyn Ruslan (Putra TGH. Ruslan) Kaum Arab Jahiliyah terkenal dengan kepiawaian merangkai syair. Dahulu di Makkah, tiap tahun digelar perhelatan akbar dan super bergengsi di Pasar Ukaz untuk menampilkan karya-karya syair terbaru. Semua jiwa berkumpul, mata terbelalak, jantung berdebar, emosi terseret mendengar syair nan indah yang dipresentasikan oleh satu per satu pujangga berkelas. […]