18Apr

IBADAH

بسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

_Assalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh._

Ibadah secara bahasa berarti merendahkan diri dan tunduk. Sedangkan menurut syariat, ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridoi Allah swt, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang nampak maupun tersembunyi.

Allah SWT menciptakan jin dan manusia agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada Allah swt semata. Alloh Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya, karena ketergantungan mereka kepada Alloh.

Barangsiapa yang menolak beribadah kepada Allah swt, maka ia adalah orang yang sombong. Siapa yang beribadah kepada Allah SWT tetapi dengan selain apa yang disyariatkan-Nya, maka ia adalah seorang yang menyimpang. Barangsiapa yang beribadah kepada Allah SWT hanya dengan apa yang disyariatkan-Nya, maka ia adalah seorang mukmin yang mengesakan Allah SWT.

Ibadah yang diterima di sisi Allah SWT harus terpenuhi dua syarat, yaitu: _niat yang ikhlas_ hanya mengharapkan rido dan pahala dari Alloh dan _beribadah sesuai dengan tuntunan Rosululloh SAW_ tanpa membuat penambahan dan perubahan sedikitpun, baik dari segi isi, waktu, kadar maupun dari cara pelaksanaannya.

Ibadah kepada Allah SWT harus diiringi rasa cinta kepada-Nya dengan melakukan seluruh hal yang diperintahkan dan menjauhi semua yang dilarang-Nya.

Selain rasa cinta, ibadah kepada Allah swt juga harus diiringi rasa takut kepada-Nya. Takut yang membuat seorang hamba termotivasi untuk rajin beribadah kepada Allah SWT semata dan yang dapat mencegah keinginannya untuk berbuat maksiat, agar terbebas dari murka dan azab-Nya.

Di samping cinta dan takut, ibadah kepada Alloh juga harus diiringi rasa harap, harapan agar diterima amalnya, diampuni dosanya, dijauhkan dari neraka, dimasukkan ke dalam surga, berjumpa dengan Allah SWT , harapan diberikan kehidupan yang bahagia dan lain sebagainya.

Ibadah di dalam Islam tidak disyariatkan untuk mempersempit atau mempersulit manusia, dan tidak pula untuk menjatuhkan mereka di dalam kesulitan. Akan tetapi ibadah itu disyariatkan untuk berbagai hikmah yang agung, kemaslahatan besar yang tidak dapat dihitung jumlahnya.

Barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan abadi hendaklah ia menekuni ibadah kepada Allah SWT semata. Maka dari itu, hanya orang-orang ahli ibadah sejatilah yang merupakan manusia paling bahagia dan paling lapang dadanya.

Tinggalkan Komentar