17Okt

TGB Minta Pengurus IAAI Jatim Kokohkan Moderasi Islam

Mojokerto-Pengurus Ikatan Alumni Azhar Indonesia (IAAI) Jawa Timur resmi dilantik.

Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) TGB HM Zainul Majdi dalam sambutannya menekankan pesan Grand Syeikh Al Azhar Syeikh Ahmad Muhammad At Tayeb mengokohkan moderasi Islam.

“Tak penting apapun profesinya jadi dosen, pedagang, maupun politisi terus kokohkan moderasi. Berbicara wasathiyah,” katanya di Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto, Minggu 17 Oktober 2021. 

Acara pelantikan IAAI Jawa Timur dihadiri Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, dan Pendiri Ponpes Amanatul Ummah Prof KH Asep Saifuddin Chalim.

Bicara wasathiyah di Indonesia, kata TGB, seringkali mengingatkan tentang kondisi di Timur Tengah. Cukup di negara Arab saja yang mengalami perpecahan. Tak perlu sampai di Indonesia. 

“Untuk itu kokohkan terus manhaj ahlussunnah,” tegasnya.

Berikutnya, sambung TGB, pesan Grand Syeikh lainnya penting untuk para Azhary (sebutan alumni Al Azhar) untuk membuka diri. Itu dicontohkan langsung oleh Grand Syeikh dengan datang ke Vatikan, tak berapa lama kemudian Paus datang ke Mesir. Lahirlah dokumen persaudaraan antar manusia. 

“Membuka pintu (hubungan) tanpa mengorbankan aqidah dan ruang ibadah,” bebernya.

Selain itu, kata Gubernur NTB periode 2008-2018, saat normal maupun tak normal seperti saat ini, Grand Syeikh selalu menekankan tak lepas dari tanggung jawab kepada umat. Saat ini ada arahan-arahan khusus, termasuk saat masa pandemi. 

“Harus terlibat menyampaikan pesan ke masyarakat. Konsen dalam hal kesehatan dan ekonomi,” tegasnya.

TGB melanjutkan hadirnya organisasi alumni Al Azhar diantara cita-citanya agar hubungan antar alumni tak putus ketika pulang ke negara masing-masing.

“Tahniah kepada seluruh pengurus IAAI. Terima kasih atas kelapangan dari Ibu Gubernur,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua IAAI Jawa Timur H Muhammad Al Barra mengatakan, perlu mencermati dan menjalankan pesan Grand Syeikh. Menghadirkan Islam yang terbuka sehingga dapat diterima. Berlaku inklusif. Organisasi alumni ini bagian dari cara berkhidmat kepada Universitas Al Azhar. 

“Bila ilmu didapat dari belajar, barokah dengan khidmat. Khususnya terkait ahlussunnah wal jamaah,” katanya.

Wakil Bupati Mojokerto ini melanjutkan, alumni yang menjadi pengurus IAAI Jawa Timur adalah para tokoh di tengah masyarakat. Dengan begitu, moderasi Islam sanggup dibumikan di Jawa Timur dan nanti akan menyebar ke seluruh indonesia.

“Dan organisasi ini membawa manfaat kepada masyarakat sekitar,” katanya.

Pria yang akrab disapa Gus Barra ini berkisah tentang masa-masa di Al Azhar. Saat itu, ia mengambil jurusan Fakultas Syariah Islamiah. Tiap satu mata kuliah, tebal bukunya 500 halaman. Persiapan hanya dilakukan dua atau tiga hari. 

“Jadi harus hafal. Kalau tak bisa pada akhir lembaran ditulis afwan saya muallaf,” katanya disambut tawa hadirin.

Gubernur Jawa Timur Khofifah memberi apresiasi kepada para alumni Al Azhar atas kiprahnya di tengah masyarakat. Pemerintah provinsi akan memberi dukungan. 

“Apa yang perlu didukung akan kami dukung,” katanya.

Sambutan terakhir ditutup oleh Pendiri Ponpes Amanatul Umah Kiai Asep Saifuddin Chalim. Ia menekankan kepada para Alumni Al Azhar harus berhasil di masyarakat. Kisah Nabi Sulaiman ketika ditawari tiga hal, harta, ilmu, dan kekuasaan, Nabi Sulaiman memilih ilmu.

“Kemudian mendapat kekuasaan dan harta. Setelah mencari ilmu harus berkiprah dalam kehidupan, dan tetap mencari ilmu, terus mengajar dan muthalaah (membaca),” katanya.

Setelah pelantikan, acara dilanjutkan dengan Seminar Nasional dengan Tema Pengembangan Ekosistem Ekonomi Syari’ah Berbasis Pesantren yang diisi oleh TGB HM Zainul Majdi.(febri)

Tinggalkan Komentar